Saya
adalah orang yang mudah digoncangkan melalui pikiran, dalam sekejap di saat
saya entah sedang jatuh dalam dosa atau jauh dari Tuhan (dimana dua hal itu
biasanya adalah sebab dan akibat), saya akan mudah sekali terserang segala
jenis pikiran negatif. Tapi Tuhan tidak pernah tinggal diam dalam mengembalikan
saya kepada kebenaran yang sesungguhnya. Tuhan tidak pernah lelah untuk terus
mengingatkan saya bahwa yang terpenting adalah apa yang Ia katakan, bukan yang
dunia katakan.
World
says: ‘I am worthless’
Pikiran
ini paling sering menyerang saya, ketika saya sedang jauh dari Tuhan dan saya
jatuh dalam dosa, saya akan merasa sungguh tidak berguna. Saya akan merasa
percuma semua pelayanan yang pernah saya lalui. Saya akan merasa sangat gagal
dan memalukan dan saya akan lari semakin jauh dari Tuhan untuk menghindarkan
diri dari-Nya. Suatu kesempatan, ketika saya sedang di Thailand saya berkunjung
ke sebuah tempat bernama Gem Factory, disana dijual berbagai jenis permata
dalam berbagai bentuk dan ada juga workshop
dimana para pengrajinnya sedang dengan sangat teliti mengukir batu-batu
permata tersebut menjadi perhiasan yang harganya jutaan dan bahkan lebih
tersebut. Usaha yang mereka lakukan tidaklah mudah, diperhatikan dengan
seksama, diukir, ditiup, dilas, dilap dan dengan sangat hati-hati diolah
sedemikian rupa. Ketika saya sedang asyik melihat cara pembuatannya, tiba-tiba
ada suara di hati saya yang berkata dengan lembut, ‘this is how I made you’ dan saya langsung tahu itu Tuhan yang
berbicara dan tiba-tiba saya diliputi perasaan dikasihi yang membuat saya ingin
menangis.
Word says: ‘You are
wonderfully made’
For you created my inmost being; you knit me together in my mother’s
womb.
I praise you because I am fearfully and wonderfully made;
Your works are wonderful, I know that full well.
(Psalm 139:13-14)
Melihat
bagaimana hati-hatinya para pengrajin tersebut mengukir batu-batu menjadi perhiasan
yang berharga membuat saya menyadari bahwa, kalau pengrajin tersebut saja
begitu hati-hati dengan batu tersebut, apalagi Tuhan. Betapa sungguh-sungguh
terjadi apa yang dikatakan Daud dalam mazmurnya bahwa Tuhan menenun (knit) setiap kita, dan jika perhiasan
tersebut yang dibuat tangan manusia saja harganya luar biasa mahal, apalagi
kita yang dibuat oleh tangan Tuhan, tangan yang sama yang membuat pelangi,
senja dan aurora, Ia Tuhan yang sama yang menenun kita dan masa depan kita.
World
says: ‘I have no talent’
Saya
adalah orang yang senang stalking
orang lain di dunia sosial media, terlebih di instagram yang memudahkan setiap
kita untuk melihat kehidupan orang lain dan tidak jarang rasa ‘ingin menjadi
mereka’ pun muncul. Seringkali saya terhenti di account-account instagram para
wanita-wanita kece yang multitalented, cantik dan kerjaannya foto di berbagai
belahan dunia. Percayalah bahwa di instagram, jenis wanita-wanita ini mudah
ditemukan. Kemudian secara tidak sadar saya jadi tidak bersyukur dengan diri
saya, saya jadi membandingkan diri saya dengan mereka dan saya ingin menjadi
mereka. Ketika kita mulai membandingkan diri kita dengan orang lain, disitulah
iblis mulai masuk ke dalam pikiran kita dengan segudang jurus negatifnya bahwa,
Tuhan tidak adil.. Mengapa mereka cantik, berbakat dan saya tidak? Mengapa
mereka begini dan begitu sedangkan saya tidak?
Word
says: ’Everyone has their own gift’
‘For it will be like a man going
on a journey, who called his servants and entrusted to them his property. To
one he gave five talents, to another two, to another one, to each according to
his ability. Then he went away. He who had received the five talents went at
once and traded with them, and he made five talents more. So also he who had
the two talents made two talents more. But he who had received the one talent
went and dug in the ground and hid his master's money..’
(Matthew 25:14-30)
Tuhan memberikan kepada setiap orang talentanya masing-masing,
bakatnya masing-masing. Masalahnya adalah, apakah kita mengasah dan
menggunakannya? Seringkali dari kita ketika diberi kepercayaan tertentu selalu
berpikir bahwa kita tidak bisa, orang lain pasti dapat melakukannya. Tanpa
sadar sesungguhnya kita sedang seperti hamba yang diberikan satu talenta yang
kemudian menguburkannya di dalam tanah. Perlu dipahami bahwa setiap orang
memang diberikan kapasitas talenta yang berbeda sesuai kapasitasnya, respon
hati kita akan menentukan tindakan kita. Mungkin ada orang yang memiliki begitu
banyak bakat, namun Tuhan sesungguhnya tahu bahwa ia dapat memakai dan
mengatasinya, namun ada juga orang yang memiliki begitu banyak bakat sehingga
ia menjadi terkenal dan tidak dapat mengatasi dirinya dari jeratan harta,
kekuasaan dan kepopuleran yang justru membuat ia jatuh. Tentu Tuhan tidak ingin
ini terjadi pada anak-anakNya, maka ketika Ia memberikan talenta kepada setiap
kita, Ia memberikannya sesuai kapasitas yang dapat kita tanggung. Bersyukurlah
dan asahlah sehingga kita terus berbuah.
World
says: ‘God doesn’t care about you’
Suatu
ketika saya sedang pulang dari kampus dan bergegas menuju ke gereja untuk
pertemuan doa. Saat itu jam pulang kantor dan kampus saya berada di
tengah-tengah kota yang sangat sibuk di jam tersebut. Bunyi klakson mobil
dimana-mana, motor lalu lalang sembarangan, bahkan tempat saya berdiri pun
dilalui oleh motor-motor. Angkot yang saya tunggu tidak juga datang, taksi dan
ojek pun tidak lewat sama sekali. Saat itu saya kesal luar biasa, saya berkata
kepada Tuhan bahwa saya ingin ke gereja untuk pertemuan doa, kenapa Tuhan tidak
memudahkan segalanya, toh saya akan ke gereja untuk melayani Engkau. Saya
merasa Tuhan tidak peduli dengan keadaan yang sama alami, kalau Dia peduli
pasti Dia sudah menyediakan segala sesuatunya sehingga saya tidak perlu susah
payah berada di tengah-tengah hiruk pikuk tersebut.
Word
says: ‘I know even the little things, and I care’
‘Indeed, the very hairs of your
head are all numbered. Don't be afraid; you are worth more than many sparrows.’
(Luke 12:7)
Tiba-tiba
ada suara sangat lembut di hati saya ‘kasih karunia-Ku cukup bagimu..’ Saya
shock, mencoba memahami apakah itu suara hati saya, namun tidak mungkin saya
yang sedang emosi bisa berkata seperti itu di dalam hati. Tentu itu Tuhan yang
dengan lembut mengingatkan saya. Mendadak saya merasa bahwa Dia peduli dengan
segala sesuatunya, Dia peduli dengan apa yang terjadi dalam hidup saya, sekecil
apapun itu kelihatannya. Kalau Dia tahu berapa jumlah helai rambut setiap kita,
itu berarti Dia mengetahui hal-hal detil dan kecil yang terjadi dalam hidup
kita. Kalau Dia bahkan tahu berapa jumlah helai rambut kita, jelas menandakan
bahwa Dia peduli dengan segala sesuatu mengenai kita.
World
says: ‘I misheard God’
Pernahkah
kamu merasa, ketika janji Tuhan yang pernah kamu terima beberapa tahun silam
tidak kunjung terjadi, kamu mulai meragukan Tuhan. Kamu meragukan bahwa apakah
dulu kamu benar-benar mendengar suara-Nya, atau itu hanya angan semata? Saya
pernah mengalaminya. Saya merasa Tuhan ingin memakai saya di bidang media, saya
dengan sangat yakin merasa bahwa itu janji-Nya. Tahun demi tahun berlalu,
berbagai media sekuler yang saya apply
tidak kunjung berhasil, saya ditolak untuk entah keberapa kalinya sampai
kemudian saya hopeless dan saya mulai
meragukan apa yang saya dulu pernah imani dan yakini.
Word
says: ‘My promises, yes and amen’
‘Not a single one of all the
good promises the LORD had given to the family of Israel was left unfulfilled;
everything he had spoken came true.’
(Joshua 21:45)
Janji-Nya bukan tidak terpenuhi, janji-Nya bukan tidak jadi, namun
kita yang mungkin tidak sabar dan salah mengintepretasikan janji-Nya. Misalnya
saya yang yakin bahwa saya akan dipakai di dunia media, di benak saya, saya
akan menjadi orang hebat di dunia media sekuler, saya akan bekerja di sana, saya
akan dipromosikan oleh bos dan sebagainya. Tapi mungkin di benak Tuhan, ia
ingin saya berada di media rohani dimana saya menulis untuk memuliakan Tuhan,
menulis Firman Tuhan dan menjadi berkat di media, rohani. Janji-Nya selalu iya
dan amin, hanya saja apa kita sungguh-sungguh dapat memahami rencana-Nya, atau
kita punya agenda sendiri dan ingin janji-Nya versi keinginan kita yang
terjadi?
Bayangkan apa yang akan terjadi jika saya tidak mengetahui kebenaran
yang sesungguhnya tertulis dalam Firman Tuhan ketika saya diserang dengan
pemikiran-pemikiran dunia? Bayangkan jika saya tidak pernah membaca
kebenaran-Nya. Tentu saya tidak akan berada di tempat dimana saya berada saat
ini, mungkin saya sudah berakhir di penjara karena melakukan tindakan kriminal,
atau saya berada di dunia entah berantah atau bahkan hanya tersisa nama saya di
dunia ini karena saya menyerah dengan keadaan tanpa tahu kebenaran yang
sesungguhnya. Inilah kegunaan ‘belt of Truth’ alias ikat pinggang kebenaran.
Dengan mengetahui kebenaran yang sejati yang terdapat dalam Alkitab, kita tidak
akan ‘kedodoran’, kita akan terus siap siaga dan berdiri teguh layaknya orang
yang memakai ikat pinggang yang kencang dan kuat.
*artikel ini pernah dimuat di www.majalahpearl.com edisi April - Mei 2015*
*dalam rangka terlalu sibuk, jadi copy paste dari apa yang pernah gue tulis tahun lalu*
HEHEHEHEHE SEEYOU!
0 comments:
Post a Comment