“Dad, is ghost exist?”
Beberapa hari lalu gwe makan bakmie di sebuah resto deket rumah, karena lantai 1 nya penuh, gwe diarahin ke lantai 2. Di lantai 2 cuma ada 1 keluarga yang lagi makan, parents with 2 children yang masih kecil. Anak pertamanya cewek umur 9 tahun kira-kira dan yang kecil, cowok umur 6 tahun-an. They described a happy family. Lagi makan dan ngobrol seru banget, without gadget in their hands. Bener-bener menikmati lunch timenya.
Beberapa hari lalu gwe makan bakmie di sebuah resto deket rumah, karena lantai 1 nya penuh, gwe diarahin ke lantai 2. Di lantai 2 cuma ada 1 keluarga yang lagi makan, parents with 2 children yang masih kecil. Anak pertamanya cewek umur 9 tahun kira-kira dan yang kecil, cowok umur 6 tahun-an. They described a happy family. Lagi makan dan ngobrol seru banget, without gadget in their hands. Bener-bener menikmati lunch timenya.
Gwe sama adek gwe kebetulan duduk di samping meja mereka dan pembicaraan seru mereka pun sampai di kuping gwe.
“Dad, is ghost exist?”
Anaknya kayaknya sekolah di sekolah international karena ngobrolnya campur aduk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
“Can you see it?”
Bokapnya nanya.
Wah, seru nih. Sambil pesen makanan, kuping gwe makin terbuka lebar buat dengerin obrolan mereka.
“Nope, but my friends say they see ghost.”
“Can they prove it?” Bokapnya nanya lagi.
“If I say, I just saw a ghost, do you believe me? Kalau Dad bohong, bisa-bisa aja kan?”
Anaknya bengong sambil mikir denger penjelasan bokapnya.
“There’s no such thing as ghost. And also God.”
*untung makanan gwe belom keluar, jadi gwe gak keselek*
Dede gwe udah semangat bener ngupingnya, he literally ngeliatin meja sebelah sampe perlu gwe omelin dulu biar kupingnya aja yang nimbrung, matanya kagak.
“If you can’t prove it that they are real, then there’s no such thing as ghost or God.” Jelas bokapnya.
“But my teacher says kalau ada ghost, we pray then ghost-nya ilang.” Kata anaknya polos.
“Coba sekarang you pray to God minta sepeda, then you open your eyes, sepedanya ada nggak?”
Anaknya lagi-lagi bengong. Gwe rasanya pengen pukpuk-in anaknya sambil ngomong, ‘don’t stop believing.’ Tapi takut ditimpuk bapaknya pake sepeda. Wkekekeke.
Terus nggak lama bokapnya pergi ke lantai 1, gwe penasaran sama reaksi nyokapnya soalnya daritadi nyokapnya diem aja. Eh, terus nyokapnya ngomong,
“Makanya lain kali kalau orang cerita apa, jangan langsung percaya ya..”
Yah, sepaham ternyata nypkap sama bokapnya. Nggak lama keluarga itu kelar makan dan pulang meninggalkan gwe yang tiba-tiba merasa si bakmie nggak seenak biasa.
Then gwe mikir, how to prove the existence of God ke orang-orang yang punya prinsip, ‘if you can’t see it, then there’’s no such a thing.”
…..
Terus gwe keinget sama film Narnia, how that film describes Christianity. Pas Lucy discovered lemari dan Narnia, no one believes at her. Dan simple, yang nggak percaya nggak bisa lihat. Cuma yang percaya yang bisa masuk ke lemari itu dan nembus ke negeri Narnia.
Is that all Christianity is about? Believe.
If you don’t believe, then you can’t see anything, can’t feel anything.
Misalnya, kita nggak percaya ada bintang di langit sana, maka yang kita lihat di malam hari, kita anggap planet, or apalah.
Kalau kita dari awal nggak percaya Tuhan, we deny all things yang padahal Doi yang bikin. Kalau kita nggak percaya Tuhan, kita anggap bumi tercipta karena benturan apalah itu. Kalau kita dari awal nggak percaya Tuhan, kita anggap semua kenikmatan yang kita dapatin karena usaha kita. Kalau dari awal kita nggak percaya Tuhan, kita anggap semua harta kita karena orang tua kita yang bekerja semaksimal mungkin.
…..
Satu hari, my friend asked me setelah dia certain baaaanyak banget masalah hidup yang dia alami selama ini.
“Tuhan tuh kemana aja ya selama ini?”
She left me speechless that day. But then gwe keinget pemikiran gwe di atas itu.. Kalau kita nggak percaya, kita pasti udah deny from the first step yang bikin kita nggak ngelihat apa-apa.
Kayak si kakak-kakaknya Lucy yang dari awal udah nggak percaya sama Lucy dan Narnia di balik lemari, they found nothing.
…..
Kalau kita percaya Tuhan ada, kita tahu meskipun things get rough, Tuhan ada di samping kita. Meskipun kesannya Dia nggak berbuat apa-apa, tapi kita PER-CA-YA Dia sebenarnya peduli dan sayang sama kita. Though nggak bisa dibuktikan dengan teori ilmiah atau kadang nggak bisa dibuktikan dengan kasat mata, but we believe anyway.
Kalau kita percaya Tuhan ada, kita tahu,
Mas-mas yang barusan kasih kita duduk di saat kita capek banget di busway itu cara Tuhan peduli sama kita.
Tante-tante yang tiba-tiba nawarin roti di saat kita lagi super kelaperan nunggu bus itu cara Tuhan peduli sama kita.
Teman yang tiba-tiba telepon jam 1 pagi di saat kita sedih dan nanya kabar kita, itu cara Tuhan peduli sama kita.
Teman yang bawain makanan di saat tanggal tua dan duit kita udah menipis, itu cara Tuhan peduli sama kita.
Dan segudang cara lainnya yang Tuhan buat sebagai bentuk Dia peduli dan care sama kita.
Kalau kita percaya Tuhan ada, kita tahu, yang orang lain bilang sebagai kebetulan, itu cara Tuhan peduli sama kita.
Kalau kita percaya Tuhan ada, kita tahu, yang orang lain bilang musibah dan cobaan, itu cara Tuhan bentuk kita menjadi sesuatu yang kita juga nggak tahu, tapi kita tetap percaya
…..
“Kok lo mau sih percaya padahal nggak ada bukti ilmiah atau lo sendiri bahkan nggak bisa lihat?”
“Because that’s all Christianity is about, you have to BELIEVE. By believing, then you’ll see.”
Then Jesus told him, "Because you have seen me, you have believed; blessed are those who have not seen and yet have believed." (John 20:29 NIV)
*currently listening to He Will Not Let Go by Laura Story*
“Makanya lain kali kalau orang cerita apa, jangan langsung percaya ya..”
Yah, sepaham ternyata nypkap sama bokapnya. Nggak lama keluarga itu kelar makan dan pulang meninggalkan gwe yang tiba-tiba merasa si bakmie nggak seenak biasa.
Then gwe mikir, how to prove the existence of God ke orang-orang yang punya prinsip, ‘if you can’t see it, then there’’s no such a thing.”
…..
Terus gwe keinget sama film Narnia, how that film describes Christianity. Pas Lucy discovered lemari dan Narnia, no one believes at her. Dan simple, yang nggak percaya nggak bisa lihat. Cuma yang percaya yang bisa masuk ke lemari itu dan nembus ke negeri Narnia.
Is that all Christianity is about? Believe.
If you don’t believe, then you can’t see anything, can’t feel anything.
Misalnya, kita nggak percaya ada bintang di langit sana, maka yang kita lihat di malam hari, kita anggap planet, or apalah.
Kalau kita dari awal nggak percaya Tuhan, we deny all things yang padahal Doi yang bikin. Kalau kita nggak percaya Tuhan, kita anggap bumi tercipta karena benturan apalah itu. Kalau kita dari awal nggak percaya Tuhan, kita anggap semua kenikmatan yang kita dapatin karena usaha kita. Kalau dari awal kita nggak percaya Tuhan, kita anggap semua harta kita karena orang tua kita yang bekerja semaksimal mungkin.
…..
Satu hari, my friend asked me setelah dia certain baaaanyak banget masalah hidup yang dia alami selama ini.
“Tuhan tuh kemana aja ya selama ini?”
She left me speechless that day. But then gwe keinget pemikiran gwe di atas itu.. Kalau kita nggak percaya, kita pasti udah deny from the first step yang bikin kita nggak ngelihat apa-apa.
Kayak si kakak-kakaknya Lucy yang dari awal udah nggak percaya sama Lucy dan Narnia di balik lemari, they found nothing.
…..
Kalau kita percaya Tuhan ada, kita tahu meskipun things get rough, Tuhan ada di samping kita. Meskipun kesannya Dia nggak berbuat apa-apa, tapi kita PER-CA-YA Dia sebenarnya peduli dan sayang sama kita. Though nggak bisa dibuktikan dengan teori ilmiah atau kadang nggak bisa dibuktikan dengan kasat mata, but we believe anyway.
Kalau kita percaya Tuhan ada, kita tahu,
Mas-mas yang barusan kasih kita duduk di saat kita capek banget di busway itu cara Tuhan peduli sama kita.
Tante-tante yang tiba-tiba nawarin roti di saat kita lagi super kelaperan nunggu bus itu cara Tuhan peduli sama kita.
Teman yang tiba-tiba telepon jam 1 pagi di saat kita sedih dan nanya kabar kita, itu cara Tuhan peduli sama kita.
Teman yang bawain makanan di saat tanggal tua dan duit kita udah menipis, itu cara Tuhan peduli sama kita.
Dan segudang cara lainnya yang Tuhan buat sebagai bentuk Dia peduli dan care sama kita.
Kalau kita percaya Tuhan ada, kita tahu, yang orang lain bilang sebagai kebetulan, itu cara Tuhan peduli sama kita.
Kalau kita percaya Tuhan ada, kita tahu, yang orang lain bilang musibah dan cobaan, itu cara Tuhan bentuk kita menjadi sesuatu yang kita juga nggak tahu, tapi kita tetap percaya
…..
“Kok lo mau sih percaya padahal nggak ada bukti ilmiah atau lo sendiri bahkan nggak bisa lihat?”
“Because that’s all Christianity is about, you have to BELIEVE. By believing, then you’ll see.”
Then Jesus told him, "Because you have seen me, you have believed; blessed are those who have not seen and yet have believed." (John 20:29 NIV)
*currently listening to He Will Not Let Go by Laura Story*
0 comments:
Post a Comment