Bagaimana mungkin mereka yang tergeletak di lumpur mau ikut dengan kamu yang terus melayang di udara? Kamu begitu jauh untuk diraih.
Coba injakan kakimu di tanah yang berlumpur itu, dan ajarilah mereka untuk berdiri, dan terbang bersamamu. :))
ide dibalik tweet" ini muncul sesaat setelah seorang teman curhat dan bilang, "gwe gak bisa cerita ke si A, entah kenapa kayaknya dia pemikirannya jauh banget, tingkat kerohaniannya tinggi banget", dan juga sesaat setelah akhirnya gwe mengalami sendiri yang namanya pengen cerita sama orang, tapi koq orangnya kayak gak napak di bumi dan akhirnya gwe gak jadi cerita karna takut malah di judge.
hm, emank mungkin gwe yang terlalu sensitif dan sebenarnya mungkin ujungnya gak bakal di judge aneh-aneh. tapi............. pernah gak merasa begitu? merasa punya teman, saudara, kakak atau siapapun yang kayaknya gak makan nasi, gak minum air putih, dan gak tinggal di bumi, entah dalam hal apapun, misalnya cara berpikirnya yang terlalu tinggi, cara dia bicara yang terlalu sopan, dan apapun itu.
yang kali ini bakalan gwe bahas mungkin dari segi, kerohanian.
well.. gwe tinggal di satu komunitas yang melayani Tuhan dengan luar biasa dan berbagai cara, dan wetsss.. gwe sama sekali gak bilang ini gak baik dan salah loh yaa~ mmmm, in my very humble opinion, kadang, setinggi apapun posisi satu orang, dia harus 'menurunkan' sedikit dirinya biar sama dengan sesamanya dan bisa ngobrol bareng.
hm, masih bingung ya? begini deh........
Tuhan Yesus sebenernya ALLAH kan? tapi ketika Dia turun ke bumi dengan misi menyelamatkan mereka yang berdosa, toh Tuhan menurunkan derajatnya, dari Tuhan, menjadi manusia. supaya apa? supaya manusia ngerti apa maksudNya, supaya manusia bisa ngobrol sama Dia tanpa merasa dirinya rendah. lah Tuhan aja begitu, masa umatNya malah berlaku gak ikutin Dia. sampai sini ngerti?
mm.. kadang bingung sama orang yang katanya pengen jadi pendengar yang baik, pengen jadi tempat curhat yang dicari, pengen jadi berkat buat sekelilingnya, tapi dia sendiri gak napak, alias merasa dirinya tinggi. Misalnya, temennya dateng ke dia, curhat kalau temennya ini stress dan akhirnya jatuh ke narkoba, eh eh..... mbok yooo ditemenin dulu, didengerin, di semangatin, eh malah nyrocos nasehatin ini itu bla bla bla sambil disemprot ayat Firman.... kalau gwe jadi temennya, ih, gak bakalan gwe balik ke dia buat cerita. Memang bener ayat itu buat ingetin dan nguatin dan menegur kesalahan, tapi coba digunakan di waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat. jangan sampai ayat yang lo lontarkan membuat lo terlihat sebagai malaikat, dan orang lain sebagai manusia berdosa penuh lumpur dan kotoran.
sedang berusaha untuk terus menapak,
hm, emank mungkin gwe yang terlalu sensitif dan sebenarnya mungkin ujungnya gak bakal di judge aneh-aneh. tapi............. pernah gak merasa begitu? merasa punya teman, saudara, kakak atau siapapun yang kayaknya gak makan nasi, gak minum air putih, dan gak tinggal di bumi, entah dalam hal apapun, misalnya cara berpikirnya yang terlalu tinggi, cara dia bicara yang terlalu sopan, dan apapun itu.
yang kali ini bakalan gwe bahas mungkin dari segi, kerohanian.
well.. gwe tinggal di satu komunitas yang melayani Tuhan dengan luar biasa dan berbagai cara, dan wetsss.. gwe sama sekali gak bilang ini gak baik dan salah loh yaa~ mmmm, in my very humble opinion, kadang, setinggi apapun posisi satu orang, dia harus 'menurunkan' sedikit dirinya biar sama dengan sesamanya dan bisa ngobrol bareng.
hm, masih bingung ya? begini deh........
Tuhan Yesus sebenernya ALLAH kan? tapi ketika Dia turun ke bumi dengan misi menyelamatkan mereka yang berdosa, toh Tuhan menurunkan derajatnya, dari Tuhan, menjadi manusia. supaya apa? supaya manusia ngerti apa maksudNya, supaya manusia bisa ngobrol sama Dia tanpa merasa dirinya rendah. lah Tuhan aja begitu, masa umatNya malah berlaku gak ikutin Dia. sampai sini ngerti?
mm.. kadang bingung sama orang yang katanya pengen jadi pendengar yang baik, pengen jadi tempat curhat yang dicari, pengen jadi berkat buat sekelilingnya, tapi dia sendiri gak napak, alias merasa dirinya tinggi. Misalnya, temennya dateng ke dia, curhat kalau temennya ini stress dan akhirnya jatuh ke narkoba, eh eh..... mbok yooo ditemenin dulu, didengerin, di semangatin, eh malah nyrocos nasehatin ini itu bla bla bla sambil disemprot ayat Firman.... kalau gwe jadi temennya, ih, gak bakalan gwe balik ke dia buat cerita. Memang bener ayat itu buat ingetin dan nguatin dan menegur kesalahan, tapi coba digunakan di waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat. jangan sampai ayat yang lo lontarkan membuat lo terlihat sebagai malaikat, dan orang lain sebagai manusia berdosa penuh lumpur dan kotoran.
sedang berusaha untuk terus menapak,
0 comments:
Post a Comment